
MUSYAWARAH BURUNG (Mantiqu’t-Thair)
Mei 3, 2008 8:49 am
I. MADAH DOA
PUJI bagi Khalik Yang Kudus, yang telah menempatkan arasy-Nya di atas perairan, dan yang telah menjadikan segala makhluk di bumi. Kepada langit telah Ia berikan kekuasaan dan kepada bumi kepatuhan; kepada langit telah Ia berikan gerak dan kepada bumi ketenangan yang tetap.
Ia tinggikan angkasa di atas bumi bagai tenda tanpa tiang-tiang penyangga. Dalam enam masa Ia ciptakan ketujuh kaukab dan dengan dua huruf1 Ia ciptakan kesembilan kubah langit.
Pada mulanya Ia sepuh bintang-bintang dengan emas, hingga di rnalam hari langit dapat bermain triktrak.
Dengan berbagai sifat Ia anugerahi jaringan tubuh, dan telah ditaruh-Nya debu pada ekor burung jiwa.2
Lautan Ia jadikan cair sebagai tanda pengabdian, dan puncak-puncak gunung pun bertudung salju karena takut kepada-Nya.
Ia keringkan dasar laut, dan dan batu-batunya Ia hasilkan manikam-manikam mirah, dan dari darah-Nya, wangi kesturi.
Kepada gunung-gunung telah Ia berikan puncak-puncak sebagai golok dan lembah-lembah sebagai ikat pinggang; maka gunung-gunung itu pun menegakkan kepala dengan bangga.
Kadang Ia jadikan kelompok-kelompok mawar timbul dari wajah api.3
Kadang Ia bentangkan titian melintang wajah perairan.4
Dibuat-Nya seekor nyamuk menggigit Nimrod, musuh-Nya, yang menderita empat ratus tahun karenanya.5
Dalam kearifan-Nya Ia menyuruh laba-laba membuat sarang untuk melindungi yang tertinggi di antara manusia.6
Ditekan-Nya pinggang semut hingga semut itu serupa sehelai rambut dan dijadikan-Nya semut itu kawan bagi Sulaiman.7
Diberi-Nya semut itu jubah hitam orang Habsyi dan baju sutera tak bertenun yang layak bagi burung merak.
Ketika dilihat-Nya permadani alam cacat, disulami-Nya hingga serasi.
Ia lumuri pedang dengan warna bunga tulip; dan dari uap Ia buat persemaian bagi bunga-bunga seroja.
Ia basahi gumpalan-gumpalan tanah dengan darah agar Ia dapat mengambil daripadanya batu-batu berharga dan manikam-manikam mirah.
Matahari dan bulan –yang satu di siang hari, yang lain di malam hari, tunduk hormat pada debu; dari puja-hormat itu berasal gerak mereka. Tuhanlah yang telah membentangkan siang dengan warna putih, Ia juga yang telah melipatnya jadi malam dan menghitamkannya.
Kepada burung merak Ia berikan lengkung leher baju dari emas; dan burung Hudhud Ia jadikan pembawa berita tentang Jalan itu.8
Angkasa bagai burung yang mengepak-kepakkan sayap sepanjang jalan yang telah ditentukan Tuhan baginya, sambil memukul-mukul Pintu dengan kepalanya seperti dengan martil.
Tuhan telah membuat angkasa berputar — malam berganti siang dan siang berganti malam.
Bila Ia meniupkan nafas-Nya pada tanah liat, terciptalah manusia; dan dari sedikit uap dibentukNya dunia.
Kadang disuruh-Nya anjing berjalan di muka pengembara; kadang digunakanNya kucing menunjukkan Jalan itu.9
Kadang Ia berikan kesaktian Sulaiman pada sebatang tongkat; kadang Ia berikan kepandaian berbicara pada semut.
Dari sebatang tongkat Ia jadikan seekor ular; dan dengan sebatang tongkat ia timbulkan limpahan air.10
Ia telah menempatkan di angkasa bola kebanggaan, dan mengikatnya dengan besi bila bola itu susut dengan warna merah menyala.
Ia timbulkan seekor unta dari batu karang, dan Ia buat anak lembu emas itu menguak.
Di musim dingin ia tebarkan salju perak; di musim gugur, emas daunan kuning.
Ia letakkan selubung pada duri dan Ia warnai itu dengan warna darah.
Kepada melati Ia berikan empat helai kelopak dan di kepala bunga tulip Ia kenakan topi merah.
Ia kenakan mahkota emas di kening bunga narsis dan Ia jatahkan mutiara-mutiara embun ke dalam peti-sucinya.
Menanggap Tuhan, jiwa tertanya-tanya, akal pun tak sampai; karena Tuhan, maka langit berpusing, bumi pun bergoyang.
Dari punggung ikan hingga ke bulan setiap zarrah ialah saksi akan ada-Nya.
Dasar bumi dan puncak langit menyatakan sembah-hormat mereka masing-masing pada-Nya.
Tuhan membuat angin, tanah, api dan darah, dan dengan semua ini Ia menyatakan rahasiaNya.
Ia mengambil tanah-liat dan meremasnya dengan air, dan setelah empat puluh pagi Ia mena


































