secangkir kopi

SING BAGUS ATINE

SAPA KANG CEMBURUH IKU NEMU PAKEWUH
Satriya lan wanita utama iku kudu percaya marang Hyang Sukma, rumangspa yen kawula, marga sapa kang samar utawa was iku bakal tiwas.
Iku ana paribasane : ora-ora diarani, suwe-suwe tak lakoni, yen manungsa rumangsa duwe Gusti, iku kudu bagus ati, dadi yen ana tindak kang nasar ati, iku kudu dianti trima keri, ora orane yen bakal lara ati, iku biasane akeh-akeh oleh ganti kang merak ati, iku akeh kang wus bukti.
Dene yen sira nglunja-lunja kurang narima, tansah nuruti angkara murka iku bakal ketula-tula, sangsara kang den arani kesiku dendaning angkara, saya tuwa sangsaya sangsara, malah ora duwe begja, sapa kang bagus ati iku bisa kinasih ing Gusti, sapa kang ngumbar angkara, iku cadangane sangsara. Mula sakabehing buku, Kitab, Kur’an, Injil, Wedha, iku ngemot piwulang becik lan utama.
Senadiyan kita apal buku utawa Kur’an nanging ora digugu pituture dawuh-dawuhe kang becik diarai kapir tegese nyebal saka penggawe becik sapa kang nyebal saka penggawe becik  sapa kang nyebal saka penggawe kebagusan iku bakal apes jajane, asor asmane surem cahyane wirang tembe burine, apa iku subur uripe!!!!
Mula iku yen kita ngaku manungsa, kudu duwe agama, bagus ati iku bisa kinasih ing Gusti. Ora samar yen diala-ala ing liyan, lan ora ngarep-arep pawehing liyan, sebab kita yen ngaku umat, satriya iku kudu adil, kudu jakat (paweh) marang sapa bae kang lagi susah yen kita isih gagah kanti ora cacat aja pisan-pisan ngarep-arep dijakati (wenehi) pilih endi bisa paweh lan diwenehi dene kang tampa paweh iku ing batin rumangsa tanpa kanugrahan lan kebagusan.
Mula iku wajib percaya marang awake dewe kang bagus ati, ora was sumelang, ing batin ora rungsang-rungsang.

ngopi yuuk..!

Senin, 13 Desember 2010

OMoNG OMoNG


MUSYAWARAH BURUNG (Mantiqu’t-Thair)
Mei 3, 2008 8:49 am
I. MADAH DOA
PUJI bagi Khalik Yang Kudus, yang telah menempatkan arasy-Nya di atas perairan, dan yang telah menjadikan segala makhluk di bumi. Kepada langit telah Ia berikan kekuasaan dan kepada bumi kepatuhan; kepada langit telah Ia berikan gerak dan kepada bumi ketenangan yang tetap.
Ia tinggikan angkasa di atas bumi bagai tenda tanpa tiang-tiang penyangga. Dalam enam masa Ia ciptakan ketujuh kaukab dan dengan dua huruf1 Ia ciptakan kesembilan kubah langit.
Pada mulanya Ia sepuh bintang-bintang dengan emas, hingga di rnalam hari langit dapat bermain triktrak.
Dengan berbagai sifat Ia anugerahi jaringan tubuh, dan telah ditaruh-Nya debu pada ekor burung jiwa.2
Lautan Ia jadikan cair sebagai tanda pengabdian, dan puncak-puncak gunung pun bertudung salju karena takut kepada-Nya.
Ia keringkan dasar laut, dan dan batu-batunya Ia hasilkan manikam-manikam mirah, dan dari darah-Nya, wangi kesturi.
Kepada gunung-gunung telah Ia berikan puncak-puncak sebagai golok dan lembah-lembah sebagai ikat pinggang; maka gunung-gunung itu pun menegakkan kepala dengan bangga.
Kadang Ia jadikan kelompok-kelompok mawar timbul dari wajah api.3
Kadang Ia bentangkan titian melintang wajah perairan.4
Dibuat-Nya seekor nyamuk menggigit Nimrod, musuh-Nya, yang menderita empat ratus tahun karenanya.5
Dalam kearifan-Nya Ia menyuruh laba-laba membuat sarang untuk melindungi yang tertinggi di antara manusia.6
Ditekan-Nya pinggang semut hingga semut itu serupa sehelai rambut dan dijadikan-Nya semut itu kawan bagi Sulaiman.7
Diberi-Nya semut itu jubah hitam orang Habsyi dan baju sutera tak bertenun yang layak bagi burung merak.
Ketika dilihat-Nya permadani alam cacat, disulami-Nya hingga serasi.
Ia lumuri pedang dengan warna bunga tulip; dan dari uap Ia buat persemaian bagi bunga-bunga seroja.
Ia basahi gumpalan-gumpalan tanah dengan darah agar Ia dapat mengambil daripadanya batu-batu berharga dan manikam-manikam mirah.
Matahari dan bulan –yang satu di siang hari, yang lain di malam hari, tunduk hormat pada debu; dari puja-hormat itu berasal gerak mereka. Tuhanlah yang telah membentangkan siang dengan warna putih, Ia juga yang telah melipatnya jadi malam dan menghitamkannya.
Kepada burung merak Ia berikan lengkung leher baju dari emas; dan burung Hudhud Ia jadikan pembawa berita tentang Jalan itu.8
Angkasa bagai burung yang mengepak-kepakkan sayap sepanjang jalan yang telah ditentukan Tuhan baginya, sambil memukul-mukul Pintu dengan kepalanya seperti dengan martil.
Tuhan telah membuat angkasa berputar — malam berganti siang dan siang berganti malam.
Bila Ia meniupkan nafas-Nya pada tanah liat, terciptalah manusia; dan dari sedikit uap dibentukNya dunia.
Kadang disuruh-Nya anjing berjalan di muka pengembara; kadang digunakanNya kucing menunjukkan Jalan itu.9
Kadang Ia berikan kesaktian Sulaiman pada sebatang tongkat; kadang Ia berikan kepandaian berbicara pada semut.
Dari sebatang tongkat Ia jadikan seekor ular; dan dengan sebatang tongkat ia timbulkan limpahan air.10
Ia telah menempatkan di angkasa bola kebanggaan, dan mengikatnya dengan besi bila bola itu susut dengan warna merah menyala.
Ia timbulkan seekor unta dari batu karang, dan Ia buat anak lembu emas itu menguak.
Di musim dingin ia tebarkan salju perak; di musim gugur, emas daunan kuning.
Ia letakkan selubung pada duri dan Ia warnai itu dengan warna darah.
Kepada melati Ia berikan empat helai kelopak dan di kepala bunga tulip Ia kenakan topi merah.
Ia kenakan mahkota emas di kening bunga narsis dan Ia jatahkan mutiara-mutiara embun ke dalam peti-sucinya.
Menanggap Tuhan, jiwa tertanya-tanya, akal pun tak sampai; karena Tuhan, maka langit berpusing, bumi pun bergoyang.
Dari punggung ikan hingga ke bulan setiap zarrah ialah saksi akan ada-Nya.
Dasar bumi dan puncak langit menyatakan sembah-hormat mereka masing-masing pada-Nya.
Tuhan membuat angin, tanah, api dan darah, dan dengan semua ini Ia menyatakan rahasiaNya.
Ia mengambil tanah-liat dan meremasnya dengan air, dan setelah empat puluh pagi Ia mena

Tidak ada komentar:

Posting Komentar